Tuesday, 22 April 2014

TULISAN TENTANG BAHASA MADURA


Tema : Menumbuhkan Rasa Cinta Masyarakat Madura Terhadap
Bahasa Madura

Bahasa Ibu, Bahasa Madura

Bahasa madura harusnya tidak terpisahkan dari masyarakat madura, karena kedudukannya sebagai bahasa ibu yang mestinya dicintai sebagimana setiap manusia mencintai ibu mereka. Keberadaan bahasa madura haruslah mampu tertanam dan mewarnai setiap aspek kehidupan masyarakat madura secara khusus, mulai dari hal terkecil sampai hal terbesar sekalipun. Pembiasaan dalam penggunaan bahasa madura haruslah dihayati, dimaknai, dan diwujudkan oleh masyarakat madura itu sendiri, apabila masyarakat madura sendiri tidak mau menggunakan bahasanya, lantas kapan bahasa madura dapat tumbuh menjadi besar dan sejajar atau bahkan lebih tinggi dalam keberagaman bahasa di dunia.

Bhása Ebhu, Bhása Madhurá
Bhása Madhurá kodhuna ta’ tapesa kalabán oreng Madhurá sabeb kadudukan epon akadhi bhása ebhu se samastena ekasennengi akadhiye sabbán oreng esto dha’ ebhu epon, kabhedhe’en bhása madhurá kodhuna bisa tatanem ben abhernai dha’  sabbhán-sabbhán aspek ka odhi’en oreng madhura kalaben khusus molae dhári hal se paleng keni’ kantos hal se paleng rajeh sakabbhinah. Kabiasa’an dhálem aguna’aghi bhasa madhurá kodhu erassa’aghi, e arteaghi  tor  e tekkani kalaben masyarakat asli madhurá. Manabi oreng madhurá ta’ kasokan aguna’aghi dha’ bhása madhurá  epon, kantos bile epon bhasá madhurá kengeng berkembang daddhi rajeh tor mampo ajhejer otabe bisa lebbih tengghi dhalam macemma bhása e dhunnya.

Oleh            : Moh. Valentino Homaini
Terjemahan : Latifatul Akmalia 

Friday, 4 April 2014

LAPORAN OBSERVASI PEMBELAJARAN PKN DI SEKOLAH DASAR



Semester 1
 

LAPORAN OBSERVASI
PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR

Nama Sekolah               : SDN Telang 1 Kamal, Bangkalan
Alamat                            : Desa Telang
Nama Guru                    : Hasanah, S.Pd
Kelas                              : III




A.      Hasil Observasi Muatan Substansi PKn SD (mencakup Civic Knowledge, Civic Disposition, dan Civic Skill)
Wawancara dengan Guru:
        Dari hasil wawancara dengan Ibu Hasanah guru kelas 3 SDN Telang 1 Kamal, dapat diketahui bahwa guru masih belum mengerti muatan subtansi dari PKn SD yang mencangkup civic knowledge, civic desposition dan civic skill yang mana di buktikan dengan strategi pembelajaran yang selalu digunakan dalam setiap pembelajaran PKn yaitu strategi pembelajaran ekspositori dengan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam setiap pembelajaran PKn, beliau selalu membelajarkannya dengan cara bercerita karena menurutnya siswa lebih antusias dalam menyimak dan memahami substansi dari pelajaran. Civic knowledge lebih bersifat dominan dalam setiap pembelajaran PKn karena inti  yang harus dicapai peserta didik terletak pada materi yang diajarkan dan sudah ada panduan dalam pengajarannya yang dibantu dengan Kompetensi Dasar dalam merancangnya, sedangkan untuk civic disposition dan civic skill jarang sekali diajarkan hanya pada kompetensi dasar tertentu saja yang ada keduanya atau ketiganya. Sebagai contoh Kompetensi Dasar 1.1 Mengenal makna satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, beliau menyajikannya dengan menyuruh siswa menyanyikan lagu satu nusa dan satu bangsa supaya secara tidak langsung rasa cinta tanah air siswa akan tumbuh. Hal ini  salah satu contoh yang menunjukkan civic desposition dalam pembelajarannya sedangkan civic skill hampir tidak pernah ada dalam pembelajarannya terutama Pendidikan Kewarganegaraan karena guru sendiri bingung dalam merancangnya sedangkan beliau juga lebih berpatokan pada aturan-aturan yang dibuat oleh Sekolah dan Diknas seperti buku pegangan, lembar kompetensi siswa dan berbagai soal ujian.
        Jadi dalam penilaian terhadap siswa, guru lebih memperhatikan pada kegiatan siswa sehari-hari seperti tingkah laku siswa terhadap guru dan teman termasuk dalam penilaian civic desposition sedangkan penilaian civic skill dilihat dari keterampilan siswa dalam menghiasi kelas dengan beraneka macam gambar.
Hari/Tanggal: 26 April 2014

B.      Hasil Observasi Pelaksanaan (Strategi) pembelajaran Pkn di SD
Observasi pada tanggal: 26 April 2014
        Strategi Pembelajaran yang digunakan oleh guru yakni strategi pembelajaran ekspositori karena dominan dalam pembelajaran PKn hampir 80% diisi dengan metode ceramah dan hanya 20% dipakai metode tanya jawab. Pembelajarannya bersifat monoton yaitu ditandai dengan pembahasan soal Pekerjaan Rumah dilanjutkan dengan guru bercerita tentang materi dengan dipadukan interaksi tanya jawab terhadap siswa serta diberi soal evaluasi dari buku pegangan siswa.
        Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan pembacaan doa karena mata pelajaran PKn dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB. Hal ini dilaksanakan sebagai kegiatan rutin sebelum belajar dan menumbuhkan kebiasaan baik pada siswa. Setelah itu, guru memberitahukan materi yang akan siswa pelajari yaitu Bab Rekreasi tentang Kebhinekaan. Materi disajikan bentuk cerita sederhana dengan dipadukan ceramah materi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas dan pembahasan bersama dan ditutup dengan salam.

kunjungan Presiden RI k Universitas Trunojoyo Madura