ADAB SOPAN SANTUN BAGIAN 2
ADAB SOPAN SANTUN BERJABAT TANGAN
At-Tashafuh atau berjabat tangan, mempunyai hikmah dan manfaat yang
besar dalam tata pergaulan hidup, apalagi jika dilakukan dengan niatan yang
ikhlas, maka segala macam penyakit yang lengket di hati seperti iri, dengki,
sentimen, hasud, dan lain-lainnya. Insya’allah akan hilang dan berganti dengan
kasih sayang dan barokah, dalam suasana persaudaraan dan persahabatan yang
harmonis. Selain itu banyak pula hikmah yang diperoleh dari berjabat tangan.
Rasulullah saw.
bersabda, “berjabat tanganlah kamu niscaya dendam akan hilang dari hatimu (HR.
Abu ‘ada)
Rasulullah saw.
bersabda, “jika dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan, memuji Allah
dan minta ampun, niscaya Allah akan mengampuni keduanya.” (HR. Abu Dawud)
Cara berjabat tangan dengan orang lain tentu saja berbeda dengan
satu sama lainnya, sesuai dengan status diri kita di depan orang tersebut.
Berikut uraiannya,
1.
Dengan Orang Tua atau Orang yang Kita Hormati
Dari Umar Ibnu Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya r.a.
berkata,”Bersabda Rasulullah,”Tidak termasuk ummat kami, seseorang yang
menyayangi yang lebih kecil di antara kami dan tidak tahu yang lebih besar
diantara kami” (HR. Abu Dawud dan Turmidzi)
-
Pakailah
dua belah tangan dan jabatlah tangannya dengan penuh hormat dan khidmat
-
Tundukkan
badan sedikit dan atur posisi kaki dengan baik
-
Jika
perlu, boleh pula kita mencium tangannya (lebih-lebih kepada Ayah Ibu atau
orang yang sedah lanjut usianya). Tapi jangan salah niat , bukan untuk
mengkultuskan (mendewa-dewakan/memuja-muja)
-
Perlu
disadari bahwa ada diantara orang tua yang tidak mau dicium tangannya
-
Usahakan
dalam keadaan berdiri, kecuali kalau terpaksa.
2.
Dengan Saudara atau Teman Sebaya
-
Jabatlah
tangannya dengan erat dan hangat. Jangan hanya asal menyentuh
“Rasulullah
kalau menghadapi seseorang dan menjabat tangannya selalu tidak melepaskannya
sampai orang itu melepas tangannya.”(HR. Al-Bazzar dan Thabrani)
-
Kalau
perlu boleh diayun-ayunkan tapi jangan berlebihan
-
Boleh
juga dengan cara berangkulan. Terutama kalau berjumpa teman yang sudah berpisah
dalam waktu yang cukup lama. Perhatikan tradisi orang menyambut datangnya
jama’ah haji
3.
Dengan Lain Jenis yang Bukan Muhrim
Rasulullah saw. bersabda, “Aku benar-benar tidak menjabat tangan
perempuan. Dan sesungguhnya kata-kataku untuk seratus wanita sama saja dengan
kata-kataku untuk seorang wanita”, (HR. Thabrani)
Rasulullah saw. bersabda,”Bagi seorang dari kalian sungguh lebih
baik dipukul kepalanya dengan jarum besi daripada menentuh perempuan yang tidah
dihalalkan baginya.” (HR. Thabrani)
-
Terlebih
dahulu harus disadaridan diyakini sepenuhnya, bahwa berjabat tangan dengan lain
jenis yang bukan muhrim menurut islam hukumnya haram ini pokok masalah jangan
dikaburkan. Oleh karena itu, hindarilah perbuatan tersebut sebisa mungkin agar
tidak terjerumus ke perbuatan dosa.
-
Jika
suatu saat kita dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit untuk menentukan
salah satu diantara keduanya (antara berjabat tangan atau menolak), maka
tempuhlah cara yang baik, bijaksana, dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
Ingat, meninggung perasaan/menyakiti hati/membuat orang lain malu itu
adalah perbuatan dosa pula.
-
Kalaupun
terpaksa harus berjabat tangan, juga karena tidak ada pilihan lain, maka
lakukanlah dengan cara yang sopan, wajar dan ala kadarnya. Tapi sadarlah bahwa
kita telah berbuat dosa. Jangan dipungkiri atau dicarikan alasan yang
macam-macam. Segeralah bertobat kepada Allah, perbanyaklah amal-amal soleh yang
lainnya.
-
Lebih
dari itu, agar tradisi berjabat tangan antara laki-laki dan perempuan ini tidak
semakin membudaya dikalangan umat islam maka kita dapat memberikan penjelasan
tentang pandangan islam dalam hal ini, paling tidak kepada keluarga atau famili
kita sendiri.
Sumber :
Jauhari, Muhammad Idris. 2007. Pelajaran Adab Sopan Santun. Sumenep :
Mutiara Press