Monday, 3 March 2014

Kesulitan menulis dengan baik dan benar pada anak kelas 2 SD





KESULITAN MENULIS PADA ANAK KELAS 2 SD
UAS TAKE HOME INDIVIDU
MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(Dibimbing oleh ibu Dewi Mayangsari, S.Psi, M.Psi, Psikolog)


                                                            


                                                             








Nama         : Deny Camalia
Kelas          : PGSD 3E
NIM             : 120611100191

Prodi Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar
Universias Trunojoyo Madura
Desember 2013








Judul : Kesulitan menulis dengan baik dan benar pada anak kelas 2 SD

Identifikasi masalah

Lokasi pengambilan data           :  Sekolah SDN Bangselok 1 Sumenep
Hari/tanggal pengambilan data   :  Jum’at - Minggu, 15-16 November 2013
Nama guru                                :  Eni Hasriyanti, S.Pd
Nama orang tua                         :  ABD Syukur
Nama siswa                              :  Maulana Syarif Hidayatullah
Kelas                                        :  2 SD
Kesimpulan masalah                  :  Belum bisa menulis dengan baik dan benar,
terutama pada penulisan huruf sering tidak jelas dan ejaan sering salah.

KELUHAN GURU
Siswa yang bernama Maulana Syarif Hidayatullah sebenarnya pintar, dia juga mendapat peringkat 5 di kelas, namun belum bisa menulis dengan baik, sering menghilangkan beberapa huruf dalam kata, bentuk huruf yang ditulis terkadang mirip dengan huruf lain misalnya huruf “S” seperti “J” (terdapat pada lampiran) ketika di dikte untuk menuliskan kata yang berakhiran “NG” maka berubah menjadi “K”, tulisannya atau huruf yang ditullis tidak jelas dan tidak mengikuti garis. Kalau di kasih tahu suka jawab “sama saja kok bu bacaannya”. Akibatnya sampai sekarang tulisannya hampir tidak bisa dibaca. Dan terkadang saya pusing kalau suruh membacanya.
KELUHAN ORANG TUA
Alan malas belajar. Kalau di suruh belajar langsung menangis, dan banyak memberikan alasan supaya tidak  disuruh belajar, di rumah maunya cuma bermain game di komputer saja. Pulang sekolah belum ganti baju langsung duduk di depan komputer untuk bermain, begitu juga malam harinya. Kalau di tegur suka ngambek.
KELUHAN ANAK/SISWA
Saya bosan, belajarnya seperti itu terus. Kalau di sekolah Gurunya mendikte terlalu cepat terus tidak jelas. Di rumah belajar nulis terus sama Ibu, tangan jadi capek, kalau belajar pengennya sambil mainan, nyanyi, lihatin gambar, sama pakai alat tulis yang  bagus. Biar nggak bosan.


Fokus penanganan
Maulana Syarif Hidayatullah belum bisa menulis dengan baik dan benar. Huruf yang ditulis tidak jelas, suka menghilangkan huruf (pengurangan huruf) ,tidak mengikuti garis, ejaan penulisan juga kurang tepat. Fokus penanganan pada siswa yang bernama Alan lebih pada menulis dengan tangan dan mengeja. Teori yang digunakan untuk kasus ini yaitu teori menulis

Menulis
Pengertian menulis
Ada banyak definisi tentang menulis,
·         Lerner (1985 : 413), menulis adalah menuangkan ide kedalam bentuk visual.
·         Soemarmo Markam (1989 : 7), menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam bentuk simbol gambar. Menulis adalah suatu aktivitas kompleks, yang mencangkup gerakan lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegritas. Menulis juga terkait dengan kemampuan bahasa dan kemampuan berbicara.
·         Tarigan (1986 : 21) menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang  sama dengan penulis tersebut.
·         Menurut poteet seperti dikutip oleh Hargrove dan poteet (1984 : 239) menulis tentang pikiran, perasaan,dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sitem bahasa penulisannya untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Dari beberapa definisi dapat disimpulkan,
1.     Menulis merupakan salah satu sistem komunikasi
2.     Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan,dan ide kendalam bentuk lambang-lambang bahasa grafis, dan
3.     Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan komunikasi

Tahap perkembangan menulis
Menulis membutuhkan perkembangan kemampuan lebih lanjut dari membaca. Perkembangan yang dikemukakan oleh Temple, Nathan, Burns; Cly: Ferreiro dan Teberosky dalam Brewer (1992) oleh Hapsari yang diikuti dalam http://sabda.org/c31 yang diakses pada tanggal 11 Desember 2013  mengemukakan perkembangan tahapan menulis antara lain :
  1. Scribble stage. Tahap ini ditandai dengan mulainya anak menggunakan alat tulis untuk membuat coretan. Sebelum ia belajar untuk membuat bentuk, huruf yang dapat dikenali.
  2. Linear repetitive stage. Pada tahap ini, anak menemukan bahwa tulisan biasanya berarah horisontal, dan huruf-huruf tersusun berupa barisan pada halaman kertas. Anak juga telah mengetahui bahwa kata yang panjang akan ditulis dalam barisan huruf yang lebih panjang dibandingkan dengan kata yang pendek.
  3. Random letter stage. Pada tahap ini, anak belajar mengenai bentuk coretan yang dapat diterima sebagai huruf dan dapat menuliskan huruf-huruf tersebut dalam urutan acak dengan maksud menulis kata tertentu.
  4. Letter name writing, phonetic writing. Pada tahap ini, anak mulai memahami hubungan antara huruf dengan bunyi tertentu. Anak dapat menuliskan satu atau beberapa huruf untuk melambangkan suatu kata, seperti menuliskan huruf depan namanya saja, atau menulis bu dengan sebagai lambang dari buku.
  5. Transitional spelling. Pada tahap ini, anak mulai memahami cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan ejaan yang berlaku umum. Anak dapat menuliskan kata yang memiliki ejaan dan bunyi sama dengan benar, seperti kata buku, namun masih sering salah menuliska kata yang ejaannya mengikuti cara konvensional dan tidak hanya ditentukan oleh bunyi yang terdengar, seperti hari sabtu tidak ditulis saptu, padahal kedua tulisan tersebut berbunyi sama jika dibaca.
  6. Conventional spelling. Pada tahap ini, anak telah menguasai cara menulis secara konvensional, yaitu menggunakan bentuk huruf dan ejaan yang berlaku umum untuk mengekspresikan berbagai ide abstrak.
Pada anak usia sekolah, perkembangan menulis telah berada pada tahap terakhir, yaitu conventional spelling. Selain telah dapat menulis dengan huruf dan ejaan yang benar, anak pada usia kelas dua SD telah memerhatikan aspek penampilan visual mereka.
Menurut Lerner (1985 : 402 ) , ada beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan anak untuk menulis yaitu :
  1. Faktor motorik
  2. Perilaku ketika menulis
  3. Persepsi
  4. Memori atau ingatan
  5. Kemampuan cross modal
  6. Penggunaan tangan yang dominam (kidal atau bukan)
  7. Kemapuan memahami instruksi.
Terdapat beberapa cakupan keterampilan menurut Yusuf (2003:105) menulis yang termasuk di dalamnya antara lain adalah:
  1. Memegang alat tulis
  2. Menggerakkan alat tulis ke atas dan ke bawah
  3. Menggerakkan alat tulis melingkar
  4. Menyalin huruf
  5. Menyalin nama sendiri dengan huruf balok
  6. Menulis nama sendiri dengan huruf balok
  7. Menyalin huruf balok dari jarak jauh
  8. Menyalin huruf, kata, dan kalimat dengan tulisan bersambung
  9. Menyalin tulisan bersambung dari jarak jauh
Penyebab kesulitan belajar menulis sering terkait dengan bagaimana cara anak memegang pensil (alat tulis). Menurut Hornsby dalam Abdurrahman (1998:228), “Terdapat empat macam cara anak memegang pensil yang dapat dijadikan petunjuk bahwa anak berkesulitan belajar menulis, yaitu
1.     sudut pensil terlalu besar,
2.     sudut pensil terlalu kecil,
3.     menggenggam pensil (seperti mau meninju),
4.     menyangkutkan pensil di tangan atau menyeret”.
Kesulitan menulis sangat erat kaitannya dengan berbicara dan membaca, pada awal anak belajar membaca, mereka menyadari pula bahwa bahasa ujaran yang biasa digunakan dam percakapan dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
Mengeja
Mengeja adalah suatu bidang yang tidak memungkinkan adanya kreativitas atau berpikir devergen.mengeja pada hakikatnya adalah memproduksi urutan huruf yang benar dan baik dalam bentuk ucapan atau tulisan dari suatu kata. Perbedaan huruf akan menghasilkan kata yang berbeda makna atau mungkain tidak bermakna.
Menurut Mann, Suiter, dan McClung (1979 :191) mengeja kata-kata terpisah (isolated words) tanpa makna dapat memberikan pemahaman kepada anak struktur bahasa. Menurut Lerner (1985 :406 )ada dua cara untuk mengajarkan mengeja yakni ,
1.     Mengeja melalui pendekatan linguistik , menekankan pada aturan-aturan dalam bahasa sehingga harus memperhatikan fonologi, morfologi, dan sintaksis atau pola-pola kata. Untuk mengajarkan “au” misalnya guru dapat memberikan kata-kata seperti “surau”, “kerbau”, “atau” atau “pisau”.
2.     Mengeja melalui pendekatan kata-kata, dilakukan karena huruf-huruf yang sama pada berbagai kata dapat berubah bunyi.
Kesulitan mengeja dapat terjadi jika anak tidak memiiki memori yang baik tentang huruf-huruf. Memori dapat berkaitan dengan memori visual untuk mengenal bentuk-bentuk huruf dan/atau memori auditif untuk mengenal bunyi-bunyi huruf.
Metode
Ada beberapa metode dalam pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP). Metode-metode tersebut di antaranya adalah : metode abjad, metode bunyi, metode suku kata, metode kata lembaga, metode global dan metode SAS. M etode untuk remedial  menggunakan  Metode Fernald (visual, auditori, kinestetik, & taktil), dan  Metode Gillingham (pendekatan terstruktur,5 jam pelajaran selama 2 th, aktivitas yang dilakukan belajar bunyi huruf, menjiplak, dan mengkombinasikan),  Alan juga kesulitan menulis saat didikte oleh gurunya, serta belum lancar dalam mengeja maka bisa menggunakan beberapa metode yaiitu :
1.     Metode persepsi dan auditoris bunyi-bunyi huruf
2.     Persepsi dan memori visual huruf-huruf
3.     Metode multisensori (mengartikan dan mengucapkan, mengkhayalkan,mengingat kembali,menganalisis kata, menguasai )
4.     Metode fernald
5.     Metode tes-belajar-tes
6.     Mengeja melalui tape recorder
7.     Menirukan kesalahan anak
8.     Mengeja kata dari proyektor film strip

Penanganan Anak Berkesulitan Belajar Menulis
Terdapat beberapa cara mengatasi kesulitan belajar menulis yang berkaitan dengan pengajaran menulis permulaan atau handwriting antara lain yang dikemukaan Abdurrahman (1998:240 ) bahwa terdapat 15 jenis kegiatan yang berfungsi untuk remedial menulis anak berkesulitan menulis jenis permulan atau handwriting antara lain; Aktivitas menggunakan papan tulis; Bahan lain untuk latihan gerakan menulis; Posisi; Kertas; Cara memegang pensil; Kertas stensil atau karbon; Menjiplak; Menggambar di antara dua garis; Titik-titik; menjiplak dengan semakin dikurangi; Buku bergaris tiga; Kertas dengan garis pembatas; Memperhatikan tingkat kesulitan penulisan huruf ; Bantuan Verbal; kata dan kalimat.

Rencana pembelajaran

Program Pengajaran Remedial
Nama siswa      : Maulana Syarif Hidayatullah
Kelas                : 2 SD
Jenis kesulitan  : Menulis         bentuk huruf, ejaan, dan pengurangan huruf

Pertemuan ke-
Hari/tanggal
Waktu
Materi
Bahan
Kegiatan
Evaluasi
1
Senin, 16-12-2013
60 menit
Mengembangkan keterampilan menulis
-papan tulis
-kapur berwarna
-bak pasir
-perkenalan
-anak diminta untuk menggambarkan apa saja secara bebas pada papan dengan kapur berwarna seperti garis, lingkaran, bentuk-bentuk geometri, angka, dan sebagainya
-kemudian anak diminta untuk kembali menggambarkan apa saja namun pada media pasir
-penutup
Menuliskan huruf dari A-Z pada kertas berpola (media disediakan oleh guru)
2
Selasa, 17-12-2013
90 menit
Mengembangkan keterampilan menulis dengan Menjiplak huruf dan kata
-Kertas
-Kertas Stensil
-Karbon
-trigonal pencil
-pencil warna
Kegiatan 1 (45 menit)
-pembukaan
-anak diberikan kertas stensil yang sudah digambari berbagai bentuk.
-meminta anak untuk meletakkan kertas polos di atas meja,
-anak diminta meletakkan karbon di atas kertas polos tadi
-kemudian diminta untuk meletakkan kertas stensil bergambar di atas karbon tersebut, dan diklip
-selanjutnya anak diminta untuk mengikuti gambar dengan pensil


Kegiatan 2 (45 menit)
-anak diberi bentuk atau tulisan dengan warna hitam tebal di atas kertas yang agak tebal
-anak diminta untuk meletakkan selembar kertas tipis di atasnya
-anak diminta menjiplak bentuk atau tulisan tersebut
-penutup
(Lembar kerja) guru memberikan tebak-tebakan lucu dan anak harus menuliskan jawabannya
3
Rabu, 18-12-2013
90 menit
Mengembangkan keterampilan menulis dengan menyambung titik-titik membentuk huruf
-Buku bergaris tiga
-trigonal pencil
-pensil warna
Kegiatan 1 (45 menit)
-pembukaan
-anak diberikan selembar kertas bergaris
-anak diminta membuat “jalan”  yang mengikuti atau memotong garis-garis tersebut.
-Selanjutnya, anak diminta menulis berbagai angka dan huruf di antara garis-garis secara tepat.
(anak dapat berlatih membuat dan meletakkan huruf-huruf secara benar) Garis dapat diberi warna yang mencolok untuk meningkatkan perhatian anak.

Kegiatan 2 (45 menit)
-Guru membuat dua jenis huruf, huruf yang utuh dan huruf yang terbuat dari titik-titik.
-Selanjutnya, anak diminta untuk menghubungkan titik-titik tersebutmenjadi huruf yang utuh
-penutup
Anak diminta menuliskan namanya sendiri, nama anggota keluarga, dan nama teman-temannya.
4
Kamis, 19-12-2013
90 menit
Melatih kemampuan menulis dengan  Audio dan visual
- kertas
-trigonal pensil
-pensil
-pensil warna
-tape recorder
-majalah bergambar
Kegiatan 1 (45 menit)
-pembukaan
-anak diminta untuk mendengarkan bunyi-bunyi huruf melalui tape recorder
-anak diminta untuk ikut melafalkan bunyi-bunyi huruf tersebut
-kemudian anak diminta untuk menuliskan bunyi-bunyi huruf yang telah didengarkan.

Kegiatan 2 (45 menit)
-anak di minta untuk milih gambar yang di sukai
-kemudian anak di minta untuk menjelaskan tentang gambar yang dipilih
-anak diminta untuk menuangkan penjelasannya dalam bentuk tulisan
-penutup
Anak diminta menuliskan lirik lagu yang paling disukai,. Kemudian di beri hiasan hiasan sesuai keinginan

Catatan:
·         Format rencana pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa.
·         Minimal jumlah pertemuan 3 kali, disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak.
·         Rencana pembelajaran hanyalah rancangan. Tidak wajib untuk diberikan dan dilakukan pada siswa, namun bisa dijadikan saran untuk orang tua maupun guru.
·         Setiap pembukaan dan penutup di usahakan untuk memberikan kesan menyenangkan
·         Saat melakukan kegiatan dapat memutarkan lagu-lagu yang menyenagkan
·         Ditengah-tengah kegiatan harus ada selingan seperti candaan (intermezo) atau permainan yang dapat meningkatkan konsentrasi
·         Pensil warna digunakan sesuai dengan keinginan siswa
Daftar Pustaka
Abdurahman, Mulyono. 1996. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Proyek pendidikan Tenaga Guru, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.
Adam, Kens. 2007. Semua Anak Jenius. Jakara : Erlangga
Syah, Muhibbin. 2013. Psikoogi Pendidikan : Dengan Pendekatan Baru. Ceakan kedelapan belas. Bandung : PT Remaja Rosdakarya


No comments:

Post a Comment