TEORI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES
MAKALAH DALAM MATA KULIAH
TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN YANG DIBINA
OLEH
MUJTAHIDIN, S.Pd, M.Pd
Oleh :
Kelompok 5
Novita Wulansari (120611100220)
Fitria Isnainy (120611100205)
Deny Camalia (120611100191)
Fakihatul Hidayah (120611100199)
Anisa Fitriana (120611100196)
Wais Hudaifi (120611100182)
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
NOVEMBER
2012
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada tim penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Teori Pembelajaran Multiple Intelegences” ini tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa
didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak
lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara
penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh
karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Hormat kami,
Tim
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………....... i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………….1
1.1 Latar
Belakang………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………….3
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
3
BAB
II PEMBAHASAN ………………………………………………..........................
2.1 Pengertian
Teori Multiple Intelligence...............……………………………..
2.2 Sembilan
Kecerdasan Multiple Intelligences..............……………………….
2.3 Strategi
Pembelajaran Multiple Intelligences.........................………………. .
2.4 Implikasi Teori
Multiple Intelligences....……………………………............
2.5 Peran Guru dalam Teori
Multiple Intelligences.............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ……………………………………………………….………...
3.2 Saran ………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecerdasan merupakan salah satu anugerah
besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu
kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Dengan kecerdasannya,
manusia dapat terus menerus mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidupnya
melalui pendidikan. Melalui pendidikan, potensi yang dimiliki oleh individu
akan diubah menjadi kompetensi. Kompetensi mencerminkan kemampuan dan kecakapan
individu dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan. Tugas pendidik atau guru
dalam hal ini adalah memfasilitasi anak didik sebagai individu untuk dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki menjadi kompetensi sesuai dengan
cita-citanya. Salah satu karakteristik penting dari individu yang perlu
difahami oleh guru sebagai pendidik adalah bakat dan kecerdasan individu.
Setiap manusia diberi kecerdasan yang
berbeda-beda,dan mereka mengembangkan kecerdasan tersebut dengan beragam cara
seperti halnya, Erwin gutawa adalah
pemusik jenius, seorang komposer sekaligus symphonies yang menjadi salah satu
contoh pemilik kecerdasan musikal. Sedangkan adalah salah satu ilmuwan dunia yang memiliki
kecerdasan logika dan matematika. Apakah einstein lebih cerdas dibanding
erwin gutawa? Jika ditilik dari teori multiple inteligensia, Einstein dan Erwin
sama-sama cerdas namun berbeda bidang. namun pada kenyataannya banyak sekolah
yang hanya menekankan pada kemampuan logika matematika dan bahasa saja, hingga
perlu diadakan revisi mengenai kekeliruan jika pada setiap kenaikan kelas
prestasi anak didik hanya di ukur dari kecerdasan matematika dan bahasa.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori
multiple intelligences yang mencakup 9 kecerdasan pada manusia, dimana antara
individu yang satu dengan yang lain memiliki kecerdasan yang berbeda dan sesuai
dengan bidangnya masing-masing. Yang bertujuan agar
kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola
pikirnya yang unik. Dan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya
secara mendalam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Teori Multiple
Intelligences?
2. Apa saja sembilan kecerdasan multiple intelligences?
3. Bagaimanakah strategi pembelajaran multiple
intelligences?
4. Bagaimana cara mengimplikasikan Teori Multiple
Intelligences?
5 . Bagaimana peran guru dalam menerapkan
Teori Multiple Intelligences?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Teori
Multiple Intelligences.
2. Mengetahui sembilan kecerdasan multiple
intelligences.
3. Memahami tentang strategi pembelajaran
multiple intelligences.
4. Mengetahui penerapan teori multiple intelligences.
5. Mengetahui
peran guru dalam Teori Multiple
Intelligences.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
Kecerdasan merupakan kemampuan
untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa
lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada konteks, tugas serta tuntutan yang
diajukan oleh kehidupan kita, dan bukan tergantung pada nila IQ, gelar
perguruan tinggi atau reputasi bergengsi.Kecerdasan merupakan potensi yang
dimiliki seseorang yang dapat di aktifkan melalui proses belajar interaksi dengan
keluarga, guru,teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.kecerdasan
mengandung 2 aspek pokok yaitu kemampuan belajar dari pengalaman dan
beradaptasi dengan lingkungan.
Teori multiple intelligences atau kecerdasan ganda
ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner seorang profesor
pendidikan dari Harvard University, Amerika Serikat. Menurut Gardner,
intelegensi adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk
dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Meskipun
demikian, Gardner menyatakan bahwa jumlah tersebut bisa lebih atau kurang, tapi
jelas bukan hanya satu kapasitas metal. Pertanyaan tentang kenapa individu
memilih berada dalan peran-peran yang berbeda (ahli fisika,petani, penari),
memerlukan kerja berbagai kecerdasan sebagai suatu kombinasi, dalam
penjelasannya
Howard
Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai,
ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja
yang sukses untuk masa depan seseorang.
B. SEMBILAN KECERDASAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Menurut Gardner,
kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika,
kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan
kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan
naturalis. Secara rinci masing-masing kecerdasaan tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
1.
Kecerdasan Matematika-Logika
Kecerdasan matematika (logika)
menunjukkan kemampuan seseorang dalam berpikir menurut aturan logika, memahami
dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan matematika (logika) tinggi
cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari sebab akibat
terjadinya sesuatu.Ia menyenangi berpikir secara konseptual, misalnya menyusun
hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap apa yang
dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung
dan memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila
kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari
jawaban atas hal yang kurang dipahaminya tersebut.
2.
Kecerdasan Bahasa
Kecerdasan bahasa
menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan bahasa dan kata-kata, baik secara
tertulis maupun lisan, Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi
umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan
penggunaan suatu bahasa seperti membaca, menulis karangan, membuat puisi,
menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya.Peserta didik seperti ini juga
cenderung memiliki daya ingat yang kuat, misalnya terhadap nama-nama orang,
istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung
lebih mudah belajar dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal
penguasaan suatu bahasa baru, peserta didik ini umumnya memiliki kemampuan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
3.
Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal yaitu
kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada di
sekelilingnya, termasuk dalam hal ini adalah nada dan irama.Peserta didik jenis
ini cenderung senang sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah
melalui senandung yang dilagukannya sendiri, mendengarkan musik, radio, pertunjukan orkestra,
atau alat musik dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih mudah mengingat sesuatu
dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan musik.
4.
Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial
menunjukkan kemampuan seseorang untuk memahami secara lebih mendalam hubungan
antara objek dan ruang. Peserta didik ini memiliki kemampuan, misalnya, untuk
menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk menciptakan
bentuk-bentuk tiga dimensi seperti dijumpai pada orang dewasa yang menjadi
pemahat patung atau arsitek suatu bangunan.Kemampuan membayangkan suatu bentuk
nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah sehubungan dengan kemampuan ini
adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial ini. Peserta
didik demikian akan unggul, misalnya dalam permainan mencari jejak pada suatu
kegiatan di kepramukaan.
5.
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan kinestetik
menunjukkan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian
atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah.Hal
ini dapat dijumpai pada peserta didik yang unggul pada salah satu cabang
olahraga, seperti bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, dan sebagainya, atau
bisa pula dijumpai pada peserta didik yang pandai menari, terampil bermain
akrobat, atau unggul dalam bermain sulap.
6.
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal
menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka
cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga mudah
bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya.Kecerdasan semacam ini juga
sering disebut sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin
persahabatan yang akrab dengan teman, juga mencakup kemampuan seperti memimpin,
mengorganisir, menangani perselisihan antar teman, memperoleh simpati dari
peserta didik yang lain, dan sebagainya.
7.
Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal
yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan dirinya sendiri. Ia
cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada
pada dirinya sendiri.
Dan dapat membangun persepsi yang akurat tentang diri sendiri dan menggunakan
kemampuan tersebut dalam membuat rencana dan mengarahkan orang.
8.
Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan naturalis
menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, misalnya
senang berada di lingkungan alam yang terbuka seperti pantai, gunung, cagar alam,
atau hutan.Peserta didik dengan kecerdasan seperti ini cenderung suka
mengobservasi lingkungan alam seperti aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan
tanah, aneka macam flora dan fauna, benda-benda angkasa, dan sebagainya.
9. Kecerdasan Eksistensi (existence
intelegences)
Pada tahun 1999 Gardner
mengembangkan satu kecerdasan, dimana kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu
cenderung mempertanyakan segala sesuatu tentang keberdaan manusia, arti
kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya.
Pada intinya kecerdasan ini adalah kemampuanmengenai kepekaan dan kemampuan
untuk menjawab persoalan eksistensi manusia.
Kecerdasan tidak terbatas
pada kecerdasan intelektual yang diukur dengan menggunakan beberapa tes
inteligensi yang sempit saja, atau sekadar melihat prestasi yang ditampilkan
seorang peserta didik melalui ulangan maupun ujian di sekolah belaka,
tetapi kecerdasan juga menggambarkan kemampuan peserta didik pada bidang
seni, spasial, olah-raga, berkomunikasi, dan cinta akan lingkungan.
C.
STRATEGI PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLIGENCES
Strategi pembelajaran multiple intellegences yaitu
upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh setiap peserta didik
kita untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah kurikulum. Dengan
strategi pembelajaran multiple intelligences guru dapat mengembangkan
kecerdasan yang dimiliki setiap siswa,karena setiap individu mempunyai
kecerdasan yang berbeda-beda.guru tidak dapat memaksakan siswa mahir atau
pintar dalam bidang matematika kalau siswa itu tidak berbakat dalam bidang
matematika,namun sebaliknya guru dapat mengembangkan kemampuan siswa kalau
siswa tersebut mempunyai bakat dalam bidang matematika.
Strategi pembelajaran multiple intelligences dapat
dilakukan dengan cara :
1.
Linguistik
Bercerita, Menulis kembali, Merekam
dengan tape recorder, Brainstorming, Membuat jurnal/majalah, Publikasi, Reciprocal learning
2.
Matematis-logis
Berhitung/Kalkulasi, Klasifikasi/kategoris, Membuat
analogi, Penalaran
Ilmiah, Pembelajaran
Penemuan
3.
Ruang-Visual
Visualisasi, Sketsa Gagasan, Metafora
Gambar, Simbol Grafis, Study
tour, Mengadakan
ekperimen, Menonton
Film
4.
Kinestik-Badani
Demonstrasi, Teater, drama, Pentas
Seni
5.
Musikal
Menyanyi, Mencipta lagu
6.
Interpersonal
Diskusi/sharing, Kerja kelompok, Pembelajaran
berbasis masalah, Proyek, Simulasi, Pembelajaran
Kooperatif
7.
Intrapersonal
Refleksi/berfikir
sejenak, Membaca
senyap
8.
Lingkungan
Observasi
lingkungan, Study
tour/karya wisata
9.
Eksistensial
Refleksi/perenungan
Berikut contoh srategi dalam teori pembelajaran
multiple intelligences :
Matematika: Geometri,
Keliling Lingkaran
Tujuan : menentukan besarnya keliling lingkaran
Alat :
tali panjang
Inteligensi yang ditekankan: kinestetik-badani, matematis-logis,
linguistik, interpersonal, intrapersonal
Cara :
gambar A gambar B
1) Siswa diminta membuat lingkaran dengan tali yang
panjang (lihat gambar A).
2) Siswa diminta untuk berdiri tepat mengelilingi
lingkaran. Mereka diminta menghitung ada be-rapa orang yang tepat berdiri di
sekeliling lingkaran itu (gambar A, kinestetik-badani).
3) Siswa diminta untuk menarik garis tengah lingkaran,
dan menghitung berapa orang tepat dapat berdiri untuk mengisi garis tengah
tersebut (gambar B, kinestetik-badani).
4) Siswa diminta mendiskusikan hubungan antara
jumlah siswa yang berdiri di garis tengah dan yang berdiri sepanjang lingkaran,
serta bagai-mana cara menghitungnya (matematis-logis dan interpersonal).
5) Cari rumusan keliling lingkaran dengan garis
tengah tadi dalam diskusi (interpersonal dan matematis-logis).
6) Siswa diminta merefleksikan apa yang
diper-olehnya dari diskusi tersebut (intrapersonal).
7) Kemudian, diminta menuliskan dalam kertas apa
yang mereka temukan dalam pelajaran itu (linguistik).
Bila
dirangkumkan dalam tabel menjadi seperti berikut.
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Keliling
lingkaran
|
Kinestetik-badani
|
Berdiri
mengelilingi lingkaran/garis tengah
|
|
Interpersonal
|
Diskusi hubungan antara
keliling dan garis tengah
|
|
Matematis-logis
|
Merumuskan
rumus keliling lingkaran
|
|
Kinestetik-badani
|
Kerja
tangan, menyusun kelompok benda
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi
kegunaan
|
|
Linguistik
|
Menuliskan
hasil refleksi
|
Catatan: Guru
membantu dalam merangkum rumusan yang ditemukan siswa sehingga mendekati
rumusan yang tepat secara matematis.
IPA, Biologi: Sifat-Sifat
Kehidupan
Tujuan : mengerti dan memahami sifat-sifat benda hidup
Alat : kertas,
pensil, beberapa binatang hidup yang berbeda spesiesnya
Inteligensi yang ditekankan: lingkungan, matematis-logis,
ruang-visual, interpersonal, intrapersonal, musikal, linguistik, eksistensial,
kinestetik-badani
Cara :
1.
Dalam kelompok siswa mengamati dan men-catat sifat-sifat
binatang hidup yang diamatinya (lingkungan, ruang-visual).
2.
Setiap siswa menjelaskan
sifat-sifat itu kepada teman lain (interpersonal dan linguistik).
3.
Dalam suatu matriks,
sifat-sifat yang sama dan berbeda dikelompokkan (matematis-logis).
4.
Siswa diminta memperagakan
sifat-sifat yang sama dalam bentuk gerak atau tari (kinestetik-badani).
5.
Siswa menciptakan suatu lagu
yang menggam-barkan atau berisi sifat-sifat binatang atau benda hidup yang
ditemukan (musikal).
6.
Siswa diminta berefleksi:
apa artinya sifat itu bagiku, karena aku juga hidup. Bagaimana perasaanku bila
sifat itu tidak ada padaku? (intrapersonal).
7.
Mengapa benda-benda itu
hidup, apa Tujuannya? (eksistensial)
Bila Dirangkum dalam table menjadi Seperti
berikut;
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Sifat Benda Hidup
|
Lingkungan
|
Meneliti sifat-sifat benda hidup
|
|
Ruang-visual
|
Melihat benda-benda hidup
|
|
Linguistik
|
Menjelaskan sifat-sifat pada
teman
|
|
Matematis-logis
|
Membuat tabel dan
memasuk-kan sifat
|
|
Kinestetik-badani
|
Memperagakan gerak
|
|
Musikal
|
Membuat lagu sifat hidup
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi gunanya bagi kita
|
|
Interpersonal
|
Kerja kelompok
|
|
Eksistensial
|
Apa gunanya hidup?
|
IPS: Demokrasi
Tujuan : menyadari arti pemerintahan yang demokratis
sehingga dapat hidup lebih demokratis bersama orang lain
Alat :
tulisan tentang pimpinan yang autoriter (dapat dari koran, buku, buat kasus
sendiri), kertas, alat tulis
Inteligensi yang ditekankan:
linguistik, interpersonal, intrapersonal, matematis-logis, ruang-visual,
musikal, kinestetik-badani, eksistensial.
Cara :
1.
Setiap siswa membaca kasus
pimpinan yang autoriter, penindas rakyat, yang telah disiapkan. Menurut mereka
siapakah yang benar dan tidak, dan menuliskan gagasannya pada selembar kertas
(linguistik).
2.
Dalam kelompok saling
mendiskusikan apa yang tidak benar dari pimpinan itu dan bagaimana seharusnya
sikap terhadap rakyat. Juga membahas bagaimana seharusnya sikap rakyat secara
demokratis di zaman sekarang ini (interpersonal dan matematis-logis).
3.
Dalam kelompok memperagakan,
dengan gerak dan lagu, situasi nondemokratis di masyarakat yang mereka alami
(kinestetik-badani, musikal, linguistik).
4.
Merefleksikan sendiri, apa
makna sikap demokrasi bagi mereka masing-masing (intrapersonal).
5.
Sebagai pekerjaan rumah,
siswa diminta untuk mencari contoh pengalaman situasi yang tidak demokratis di
lingkungannya; dan menuliskan-nya pada majalah dinding (ruang-visual dan
linguistik).
6.
Bertanya: mengapa diktator
itu ada? (eksistensial).
Topik
|
Inteligensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Demokrasi
|
Linguistik
|
Membaca kisah, menulis
|
|
Interpersonal
|
Diskusi bersama
|
|
Matematis-logis
|
Berpikir rasional dalam diskusi
|
|
Kinestetik-badani
|
Memperagakan dalam gerak
|
|
Musikal
|
Memperagakan dalam lagu
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi bagi diri sendiri
|
|
Ruang-visual
|
Melihat masyarakat
|
|
Eksistensial
|
Mengapa Ada?
|
Bahasa:
Sifat Tokoh dalam Novel
Tujuan : memahami sifat
tokoh-tokoh dalam suatu novel
Alat :
buku novel yang ingin dipelajari
Inteligensi yang digunakan:
interpersonal, linguistik, ruang-visual, musikal, kinestetik-badani,
intrapersonal, eksistensial.
Cara :
1.
Siswa diminta membaca novel dan
menuliskan sifat-sifat tokohnya (linguistik).
2.
Dalam kelompok kecil siswa
mendiskusikan bersama sifat-sifat yang mereka temukan, apa arti dan maknanya
(interpersonal).
3.
Setiap kelompok memperagakan
sifat-sifat yang telah ditemukan dan
mendiskusikannya di depan kelas (kinestetik-badani).
4.
Mereka dapat juga menyajikan
dalam lagu yang sesuai (musikal).
5.
Sifat-sifat itu disimbolkan dalam
berbagai warna (ruang-visual).
6.
Mereka
merefleksikan apa makna semua itu dan gunanya bagi hidupnya sendiri
(intrapersonal).
7.
Bagaimana
peran Tokoh-tokoh itu terhadap kelestarian lingkungan (Eksistensial)
Topik
|
Intelegensi
|
Bentuk pembelajaran
|
Sifat tokoh novel
|
Linguistik
|
Membaca
|
|
Interpersonal
|
Diskusi tentang sifat-sifat tokoh
|
|
Kinestetik-badani
|
Peragaan
|
|
Musik
|
Membuat lagu
|
|
Intrapersonal
|
Refleksi tentang makna
|
|
Ruang-visual
|
Sifat disimbolkan dengan warna
|
|
Eksistensial
|
Mengamati peran tokoh terhadap lingkungan
|
Teori multiple intellegnces bukan saja merupakan
konsep kecerdasan yang ada pada diri masing-masing individu, tetapi juga
merupakan strategi pembelajaran yang ampuh untuk menjadikan siswa keluar
sebagai juara pada jenis kecerdasan tertentu.
Amstrong (2002) seorang pakar di bidang Multiple Intelligences mengatakan, bahwa
dengan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran
inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan.
D. IMPLIKASI
TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
1. pembelajaran di
tujukan untuk Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata
pelajaran.
2. pembelajaran dilakukan untuk Mengoptimalkan pencapaian
mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing
siswa.
3. pembelajaran dilakukan untuk
mengembangkan serta memperhatikan aspek kecerdasan ganda yang dimiliki oleh
peserta didik.
4. penggunaan metode ,strategi dan
model pembelajaran yang bervariasi dan inovatif berdasarkan beragam kecerdasan yang
dimiliki oleh peserta didik.
E. PERAN
GURU DALAM TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES
1.
Guru perlu mengerti intelligentsia siswa-siswanya (makanya guru
perlu mampu melakukan MIS, Multiple
Intelligences Survei).
2.
Guru perlu mengembangkan model mengajar dengan berbagai
kecerdasan, bukan hanya kecerdasan yang menonjol pada dirinya. Tetapi perlu sedikit usaha guru untuk mampu belajar
dengan keluar dari gaya belajarnya. Keuntungannya apabila guru mau melakukan
itu adalah dua sisi, sisi pertama jelas pada para siswa, sisi kedua, guru itu
sendiri mampu memantik kecerdasan dia lainnya, dan ini akan jadi pengalaman
yang sangat menarik dan mengasyikan.
3.
Guru perlu mengajar dengan intelegensi siswa, bukan dengan
intelegensinya yang berbeda dengan intelligensi siswa.
4.
Dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu menggunakan
berbagai model yang cocok dengan intelegensi ganda, bukan hanya dengan paper and test.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa ada
sembilan kecerdasan (multiple intelegences) yang berbeda, dimana kecerdasan
yang dimiliki setiap individu pun berbeda-beda, dan setiap guru harusnya
mengembangkan kecerdasan
tersebut sesuai dengan bidangnya masing-masing. Strategi pembelajaran,
implikasi serta peran guru pun juga perlu di perhatikan dalam mengembangkan
kecerdasan peserta didik yang berbeda-beda.
3.2 Saran
Sebaiknya pembaca
selain mengetahui juga harus memahami teori pembelajaran multiple
intelegences serta dapat mengaplikasikan
strategi-strategi yang ada sesuai dengan peran guru dalam teori multiple
intelegences pada saat melakukan proses pembelajaran.