Sunday, 1 December 2013

Makalah IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM



IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM
MAKALAH DALAM MATA KULIAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM YANG DIBINA OLEH
KHOIRUN NASIK, SHI., MHI

Oleh :
Kelompok 08
Muyasir                     (120611100181)
Deny Camalia            (120611100191)
Rita Municha             (120611100119)
Qurratul Aini             (120611100123)

PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012 - 2013
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok ini sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IPTEK dan Seni dalam Islam” ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kelompok kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bangkalan, 15 Maret 2013
Penyusun

Kelompok 08



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Pengertian IPTEK dan Seni dalam Islam
2.2  Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni
2.3 Keutamaan Orang yang Berilmu
2.4 Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Lingkungan
BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Teknologi kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK  secara merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek telekomunikasi, namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Namun masih banyak beberapa orang yang tidak menempatkan IPTEK pada tempat yang seharusnya.
Dan ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan adalah keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun  buruk. Demikian halnya dengan nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya. Akan tetapi dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar  seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang dan semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.
Dalam makalah ini akan di bahas mengenai bagaimana IPTEK dan Seni dalam islam supaya pembaca mampu mengetahui IPTEK dan Seni yang sesungguhnya, dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada pembaca umumnya dan penyusun khususnya.  
1.2  Rumusan Masalah

1.      Apakah pengertian dari IPTEK dan Seni dalam islam?
2.      Bagaimana Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni ?
3.      Apakah keutamaan orang berilmu ?
4.      Bagaimana tanggung jawab ilmuan terhadap lingkungan ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari IPTEK dan Seni dalam islam.
2.      Mengetahui  Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni.
3.      Mengetahui keutamaan orang berilmu.
4.      Mengetahui tanggung jawab Ilmuan terhadap lingkungan.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEK dan Seni dalam Islam
Sebelum mengartikan IPTEK akan disebutkan terlebih dahulu beberapa pengertian dasar . IPTEK sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan diinterpretasikan sehingga menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah, sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui panca indra, instuisi, maupun pengalaman. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat dinalar serta diterima oleh akal[1]. Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat dan bahan dengan pengetahuan dan keterampilan yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk  mempermudah pekerjaan manusia.
Menurut syariat islam teknologi bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains dan teknologi,  tetapi kemudian dimanfaatkan untuk membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur manusia ke arah yang lebih baik agar selamat dan menyelamatkan hidup dan kehidupannya baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia diakhirat pun manusia memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia, terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam mewajibkan menuntuti lmu ini. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu Abdul Barr), Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, menuntut ilmu dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya : “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang lahad”.
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaianinformasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanyatelepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detiksaja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau diangkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunanperadaban material atau lahiriah manusia.
Allah SWT berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191
 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk ataudalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya.
Sedangkan kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Menurut sejarahnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman[2]. Dapat disimpulkan bahwa seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang kemudian diungkapkan dalam bentuk keindahan melalui proses tertentu, dan seni tersebut selalu identik dengan keindahan.
Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman:
“Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS 50: 6].
Karya seni dalam segala bentuknya, jika tidak bertentangan dengan batas-batas ketentuan Allah swt. atau Rasul, maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena karya seni itu merupakan keindahan.
Nabi saw. bersabda  yang artinya :“Sesungguhnya Allah itu indah, suka kepada yang indah-indah”.
Manusia memiliki kecenderungan kepada yang indah-indah terutama dalam hal memberi kepuasan bathin, menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain.
2.2  Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni
Antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan,sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25)
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya.  membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
Ayat di atas menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam. Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan atau cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah daripohon itu identik dengan teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allahakan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasukbagi lingkungannya. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.[3]
2.3  Keutamaan Orang Berilmu
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena dibekali dengan seperangkat potensi, dan potensi yang paling utama adalah akal, dengan akal manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan,teknologi dan seni[4].
Bagi orang yang berakal dan senantiasa menggunakan nalarnya untuk mengembangkan ilmunya, Allah menyebutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs. Aliimron:190)
Tentang keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Qur’an surat AlMujadalah:11 . Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berimandan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan,  jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitaskeimanan dan keilmuannya dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah Semata. Imam Ghozali juga mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan dapat membimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagi matahari, selain menerangi dirinya juga menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yangberpapasan dengannya”
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-A'limun” (al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir : 35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.

Dalam surat ali Imran ayat ke-18,
Allah SWT berfirman: 
 "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang  berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada  Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi  Maha Bijaksana".

 Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat  istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat sejajar dengan para  malaikat yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya:  "Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat bahwa hadits ini sahih)     Jadi setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.

2.4  Tanggung Jawab Ilmuan Terhadap Lingkungan

Manusia, sebagaimana makhluk lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam. Namun, di sisi lain, manusia justru terlalu mengeploitasi alam sehingga merusak merusak alam. Bahkan tak cukup merusak, akan tetapi juga sampai menghancurkan dan tak bersisa. Tiap sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan baru yang timbul pada sumber air, gunung atau laut. Para ilmuwan mengumumkan ancaman meluasnya padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air minum, menipisnya sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Sayangnya meskipun dampak akibat kerusakan tersebut nyata, sebagian besar manusia masih sulit menyadarinya. Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masa depan. Padahal yang terjadi justru sebaliknya, tragedi masa depan itu sedang berjalan di depan kita. Dan kitalah sesungguhnya yang menjadi biang kerok dari tragedi masa depan tersebut. Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar jangan melakukan kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)

Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’. Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)
Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan. Tujuannya mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga jangan sampai berbagai unsur lingkungan menjadi hancur, tercemar, atau rusak. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknologi ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.



BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut syariat islam manusia didorong untuk mempelajari sains dan teknologi, yang dimanfaatkan untuk membangun dan membina peradaban, mengatur manusia ke arah yang lebih baik agar selamat dan menyelamatkan hidup dan kehidupannya baik di dunia terlebih lagi di akhirat kelak. Sedang seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini dan mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Allah menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berimandan berilmu. Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan,  jabatan, harta dan kelapangan hidup. Manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa melestarikan alam. Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknologi ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan sumber daya alam dengan bijak.
3.2 Saran
Kami berharap supaya para pembaca yang sudah membaca makalah ini mampu memahami isi dari makalah ini dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari  dan membenahi beberapa kekurangan yang mungkin ditemukan dalam makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
http://hamamsite.blogspot.com/2009/10/iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.html
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.html



[1] (Saifulloh,2009)
[2] Seyyed Hossein Nasr
[3] (Saifulloh,2009)

1 comment: