IPTEK
DAN SENI DALAM ISLAM
MAKALAH
DALAM MATA KULIAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM YANG DIBINA OLEH
KHOIRUN
NASIK, SHI., MHI
Oleh
:
Kelompok
08
Muyasir (120611100181)
Deny
Camalia (120611100191)
Rita
Municha (120611100119)
Qurratul
Aini (120611100123)
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2012 - 2013
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok ini sehingga
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “IPTEK dan Seni dalam Islam” ini
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini
berkat bantuan dan tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah
ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kelompok
kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bangkalan,
15 Maret 2013
Penyusun
Kelompok 08
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian IPTEK dan Seni dalam Islam
2.2
Integrasi Iman,
Ilmu, Tekhnologi, dan Seni
2.3 Keutamaan
Orang yang Berilmu
2.4 Tanggung
Jawab Ilmuan Terhadap Lingkungan
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Teknologi
kini telah merembet dalam kehidupan kebanyakan manusia bahkan dari kalangan
atas hingga menengah kebawah sekalipun. Dimana upaya tersebut merupakan cara
atau jalan di dalam mewudkan kesejahteraan dan meningkatkan harkat dan martabat
manusia. Atas dasar kreatifitas, akalnya, manusia mengembangkan iptek dalam
rangka untuk mengolah SDA yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana
dalam pengembangan iptek harus didasari terhadap moral dan kemanusiaan yang
adil dan beradab, agar semua masyarakat mengecam IPTEK secara
merata. Disatu sisi telah terjadi perkembangan yang sangat baik sekali di aspek
telekomunikasi, namun pelaksanaan pembangunan IPTEK masih belum merata. Namun
masih banyak beberapa orang yang tidak menempatkan IPTEK pada tempat yang
seharusnya.
Dan
ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan
adalah keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seseorang
akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah
ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun buruk.
Demikian halnya dengan nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka
manusia pun akan menyukainya. Akan tetapi dengan fenomena sekarang yang
ternyata dalam kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun
gambar-gambar seronok yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang dan
semakin marak menjadi konsumsi orang-orang bahkan anak-anak.
Dalam
makalah ini akan di bahas mengenai bagaimana IPTEK dan Seni dalam islam supaya
pembaca mampu mengetahui IPTEK dan Seni yang sesungguhnya, dan kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat pada pembaca umumnya dan penyusun
khususnya.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
pengertian dari IPTEK dan Seni dalam islam?
2. Bagaimana
Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni ?
3. Apakah
keutamaan orang berilmu ?
4. Bagaimana
tanggung jawab ilmuan terhadap lingkungan ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian dari IPTEK dan Seni dalam islam.
2. Mengetahui Integrasi Iman, Ilmu, Tekhnologi, dan Seni.
3. Mengetahui
keutamaan orang berilmu.
4. Mengetahui
tanggung jawab Ilmuan terhadap lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian IPTEK dan Seni dalam Islam
Sebelum
mengartikan IPTEK akan disebutkan terlebih dahulu beberapa pengertian dasar . IPTEK
sebagai singkatan dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Ilmu adalah pengetahuan
yang sudah diklasifikasikan, disistemasi dan diinterpretasikan sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif serta sudah diuji kebenarannya secara ilmiah,
sedangkan Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui oleh manusia baik melalui
panca indra, instuisi, maupun pengalaman. Jadi Ilmu pengetahuan adalah himpunan
pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui proses pengkajian dan dapat
dinalar serta diterima oleh akal[1].
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat dan bahan dengan pengetahuan
dan keterampilan yang merupakan penerapan dari ilmu pengetahuan dengan tujuan
untuk mempermudah pekerjaan manusia.
Menurut
syariat islam teknologi bukan saja mendorong manusia untuk mempelajari sains
dan teknologi, tetapi kemudian
dimanfaatkan untuk membangun dan membina peradaban, bahkan mengatur manusia ke
arah yang lebih baik agar selamat dan menyelamatkan hidup dan kehidupannya baik
di dunia terlebih lagi di akhirat kelak.
Ilmu sangat
penting dalam kehidupan. Rasulullah pernah bersabda bahwa untuk hidup bahagia
di dunia ini manusia memerlukan ilmu dan untuk hidup bahagia diakhirat pun manusia
memerlukan ilmu. Jadi kita mesti menuntut ilmu, baik ilmu untuk keselamatan dunia,
terlebih lagi ilmu yang membawa kebahagiaan di akhirat. Atas dasar itulah Islam
mewajibkan menuntuti lmu ini. Rasulullah SAW pernah bersabda: “Menuntut ilmu
itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu Abdul Barr), Bahkan dalam
Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka waktu tertentu, menuntut
ilmu dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini diberitahu oleh
Rasulullah dengan sabdanya : “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian hingga ke liang
lahad”.
Pesatnya
perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Banyak hasil
dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan manusia
sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaianinformasi yang
dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanyatelepon, handphone,
internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detiksaja, bahkan pada
masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat komunikasi canggih
lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau diangkasa dekat
permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia dalam masa
yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lain
pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga, bioteknologi,
kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa sains
dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunanperadaban
material atau lahiriah manusia.
Allah SWT berfirman
dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,
dan silih bergantinyamalam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, 191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau
duduk ataudalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia,Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari
siksa neraka”.
Dari ayat
ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains
dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran,
kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran
dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha
hebat lagi Allah yang menciptakannya.
Sedangkan kata “seni” adalah sebuah
kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman
yang berbeda. Menurut sejarahnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang
lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di
Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/
atau karya dari sebuah kegiatan. Seni Islam merupakan hasil dari
pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman[2].
Dapat disimpulkan bahwa seni merupakan ekspresi jiwa seseorang yang kemudian
diungkapkan dalam bentuk keindahan melalui proses tertentu, dan seni tersebut
selalu identik dengan keindahan.
Seni
merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan
Allah pada penciptaan jagat raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an
mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan
keindahannya. Allah berfirman:
“Maka apakah
mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami
meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit pun retak-retak?” [QS
50: 6].
Karya seni dalam segala bentuknya,
jika tidak bertentangan dengan batas-batas ketentuan Allah swt. atau Rasul,
maka termasuk hal-hal yang disukai Allah swt, karena karya seni itu merupakan
keindahan.
Nabi saw. bersabda yang artinya :“Sesungguhnya Allah itu indah,
suka kepada yang indah-indah”.
Manusia memiliki kecenderungan
kepada yang indah-indah terutama dalam hal memberi kepuasan bathin,
menghilangkan kejenuhan, mendorong gairah hidup dan lainlain.
2.2 Integrasi Iman, Ilmu,
Tekhnologi, dan Seni
Antara
agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Di
dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak, dengan
kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan,sebagaimana yang dinyatakan
dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25)
Tidakkah
kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik
seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk
manusia supaya mereka selalu ingat.
Ayat di atas
menganalogikan bangunan Dienul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik, iman
diidentikkan dengan akar dari sebuah pohon yang menopang tegaknya ajaran Islam.
Ilmu diidentikkan dengan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan atau cabang-cabang
ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah daripohon itu identik dengan
teknologi dan seni.
Ilmu-ilmu
yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allahakan memberikan
jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasukbagi lingkungannya.
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.[3]
2.3 Keutamaan Orang Berilmu
Manusia
adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena dibekali
dengan seperangkat potensi, dan potensi yang paling utama adalah akal, dengan
akal manusia mampu melahirkan berbagai macam ilmu pengetahuan,teknologi dan
seni[4].
Bagi orang
yang berakal dan senantiasa menggunakan nalarnya untuk mengembangkan ilmunya,
Allah menyebutnya dengan sebutan Ulil Albab (Qs. Aliimron:190)
Tentang
keutamaan orang yang berilmu, di dalam Al-Qur’an surat AlMujadalah:11 . Allah
menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berimandan berilmu.
Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Jika
manusia ingin mendapatkan derajat yang tinggi dari Allah, manusia harus
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitaskeimanan dan keilmuannya
dengan keikhlasan dan hanya untuk mencari ridha Allah Semata. Imam Ghozali juga
mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan dapat membimbing dirinya dan
memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagi matahari, selain menerangi dirinya
juga menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yangberpapasan dengannya”
Orang yang
berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi Allah dan masyarakat.
Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai gelaran mulia dan terhormat
yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian kedudukan mereka di sisi Allah SWT
dan makhluk-Nya. Mereka digelari sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al
Imran : 7), “Ulul al-Ilmi” (Al Imran : 18), “Ulul al-Bab” (Al
Imran : 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud : 24), “al-A'limun”
(al-A'nkabut : 43), “al-Ulama” (Fatir : 28), “al-Ahya' “ (Fatir :
35) dan berbagai nama baik dan gelar mulia lain.
Dalam surat
ali Imran ayat ke-18,
Allah SWT
berfirman:
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada
Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang- orang yang
berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah),
Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana".
Dalam ayat ini
ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka amat istimewa di sisi Allah SWT . Mereka diangkat
sejajar dengan para malaikat yang
menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat keras
terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana firman-Nya: "Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa
keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya
kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula
oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa
yang menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat
dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih
beliau. Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat
bahwa hadits ini sahih) Jadi setiap
orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu yang ia peroleh dapat
bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau mengamalkan pengetahuanya untuk
hal-hal yang bermanfaat.
2.4
Tanggung
Jawab Ilmuan Terhadap Lingkungan
Manusia, sebagaimana makhluk
lainnya, memiliki ketergantungan terhadap alam. Namun, di sisi lain, manusia
justru terlalu mengeploitasi alam sehingga merusak merusak alam. Bahkan tak
cukup merusak, akan tetapi juga sampai menghancurkan dan tak bersisa. Tiap
sebentar kita mendengar berita menyedihkan tentang kerusakan baru yang timbul
pada sumber air, gunung atau laut. Para ilmuwan mengumumkan ancaman meluasnya
padang pasir, semakin berkurangnya hutan, berkurangnya cadangan air minum, menipisnya
sumber energi alam, dan semakin punahnya berbagai jenis tumbuhan dan hewan.
Sayangnya meskipun dampak akibat
kerusakan tersebut nyata, sebagian besar manusia masih sulit menyadarinya.
Mereka berdalih apa yang mereka lakukan adalah demi kepentingan masa depan.
Padahal yang terjadi justru sebaliknya, tragedi masa depan itu sedang berjalan
di depan kita. Dan kitalah sesungguhnya yang menjadi biang kerok dari tragedi
masa depan tersebut. Manusia telah diperingatkan Allah SWT dan Rasul-Nya agar
jangan melakukan kerusakan di bumi. Namun, manusia mengingkari peringatan
tersebut.
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
Allah SWT menggambarkan situasi ini dalam Al-Qur’an: “Dan bila dikatakan kepada mereka, ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’, mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” (QS Al-Baqarah:11)
Allah SWT juga mengingatkan manusia: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)’. Katakanlah, ‘Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).’’ (QS Ar-ruum: 41-42)
Pada masa sekarang pendidikan lingkungan menjadi mutlak diperlukan.
Tujuannya mengajarkan kepada masyarakat untuk menjaga jangan sampai berbagai
unsur lingkungan menjadi hancur, tercemar, atau rusak. Untuk itu manusia
sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa melestarikan alam.
Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknologi ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan
sumber daya alam dengan bijak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut
syariat islam manusia didorong untuk mempelajari sains dan teknologi, yang dimanfaatkan
untuk membangun dan membina peradaban, mengatur manusia ke arah yang lebih baik
agar selamat dan menyelamatkan hidup dan kehidupannya baik di dunia terlebih
lagi di akhirat kelak. Sedang seni merupakan ekspresi keindahan. Dan keindahan
menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat raya ini
dan mengajak manusia memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan
keindahannya.
Antara
agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan
dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem yang disebut Dienul Islam. Allah
menjanjikan akan mengangkat derajat orang-orang yang berimandan berilmu.
Derajat yang diberikan Allah berupa kemuliaan pangkat, kedudukan, jabatan, harta dan kelapangan hidup. Manusia sebagai khalifah di bumi dan sebagai ilmuwan harus bisa melestarikan
alam. Mungkin bisa dengan cara mengembangkan teknologi ramah lingkungan, teknologi daur ulang, dan harus bisa memanfaatkan
sumber daya alam dengan bijak.
3.2 Saran
Kami
berharap supaya para pembaca yang sudah membaca makalah ini mampu memahami isi
dari makalah ini dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dan membenahi beberapa kekurangan yang
mungkin ditemukan dalam makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
http://hamamsite.blogspot.com/2009/10/iptek-dan-seni-menurut-pandangan-islam.html
http://fadjaer-dodolanol.blogspot.com/2011/11/dodolan-pulsa-ol.html
kk boleh minta file makalahnya?
ReplyDelete