Wednesday, 29 April 2015

ADAB SOPAN SANTUN BAGIAN 1 ADAB SOPAN SANTUN BERGURAU / BERCANDA


ADAB SOPAN SANTUN BAGIAN 1 
ADAB SOPAN SANTUN BERGURAU / BERCANDA


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mendengar hal-hal yang lucu atau menggelikan hati, baik yang sengaja dilakukan orang agar hati kita senang dan terhibur, ataupun yang tanpa sengaja terjadi disekitar kita dan secara kebetulan kita menyaksikannya. Hal-hal yang lucu itu kadang-kadang bukan sekedar untuk membuat orang lain tertawa atau terhibur, namun dalam sebuah candaan berisi sindiran, kritikan, atau semacam koreksian tak langsung, sehingga membuat orang yang menjadi objek candaan menjadi tersinggung.
Berbagai cara dilakukan orang untuk menyampaikan sesuatu yang dianggapnya lucu mulai dari kata-kata, gerak-gerik, tulisan, gambar, karikatur, dan yang lainnya. Biasanya cara penyajiannya pun tidak lepas dari unsur main-main bahkan tidak jarang pula yang dibumbui dengan kebohongan, tipuan, dan hal-hal yang tidak masuk akal. Dalam kehidupan sehari-hari jika tidak disertai dengan gelak tawa yang bersumber dari gurauan atau humor maka hidup akan terasa hambar.
Bergurau atau tetawa itu tidak dilarang, kitapun mengetahui bahwa “Laughter Is The Best Medicine” (tertawa adalah sebaik-baiknya obat), atau dalam ungkapan bahasa Indonesia “Tertawa itu Sehat”. Namun apabila keadaannya (gurauan) telah melampaui batas, sehingga tidak bisa dibedakan mana hal yang serius dan mana yang hanya sekedar banyolan, apalagi jika gurauan atau humor itu sendiri telah bercampur aduk dengan unsur-unsur kebohongan, penghinaan, pencemaran nama baik dan lainnya hingga menjurus pada fitnah dan perpecahan, maka tentu saja hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus segera diatasi agar tidak menimbulkan akibat negatif yang lebih besar.

Berikut hal-hal yang perlu diketahui dalam bergurau,
1.      Bahaya Bergurau
Banyak sekali bahaya dan hal-hal negatif yang timbul akibat humor atau bergurau yang melampaui batas, baik itu bagi kita sendiri maupun orang lain. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut,
a.      Mematikan Hati
Yang dimaksud mematikan hati disini apabila hari-hari kita hanya diisi dengan banyolan-banyolan omong kosong yang sama sekali tidak berguna, sedangkan hati haruslah diisi dengan niat yang baik dan hal berguna agar suasana hati tenang dan tentram sehingga kita bisa merenung, berpikir, dan menganalisis segala hal yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Ada hadist yang mengatakan bahwa “Banyak tertawa itu mematikan hati”. Yang artinya,
·         Diantara lima wasiat Nabi kepada Abu Hurairah r.a : Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda, “Dan janganlah kamu banyak tertawa, sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati” (HR. Turmidzi)
·         Aisyah r.a berkata “Aku sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah tertawa (berlebihan) sehingga terlihat lidanya. Melainkan beliau hanya tersenyum” (HR. Bukhari dan Muslim)
Gurauan yang melampaui batas jika dibiarkan berlarut-larut maka akibatnya pada hati akan lebih parah lagi, antara lain :
-        Bisa menghilangkan kepekaan pada lingkungan
-        Menimbulkan sikap santai, tidak disiplin dan tidak menghargai waktu
-        Menghilangkan harga diri dan rasa malu sebagai yang terhormat, menurunkan semangat kerja dan menimbulkan sifat malas berpikir, malas belajar, dan malas bekerja
-        Menghilangkan rasa tanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan, dan sebagainya

b.      Menimbulkan Perselisihan dan Perpecahan
Banyak sekali kasus yang terjadi pada dua atau beberapa orang yang semula bersahabat baik, akhirnya bertengkar dan berselisih. Bahkan ada pula yang sampai saling membunuh hanya akibat timbulnya persoalan sepele yang bersumber dari gurauan yang tidak pada tempatnya, sehingga dianggap penghinaan oleh pihak lain.
Banyak sekali peristiwa perselisihan dan percekcokan yang bersumber dari gurauan atau candaan, baik antar orang perorang, tetangga, kelompok, antar suku, golongan, dan lain sebagainya.

“Dan berhati-hatilah dalam Bergurau, sebab berapa banyak senda gurau membawa bahaya, dan berapa banyak dua orang teman setelah bergurau bersengketa”
(Al Hikmah).

Mungkin saja pada mulanya memang tidak ada niatan dalam hati kita untuk menyinggung perasaan apalagi menghina orang lain, kita hanya sekedar ingin bergurau dan bercanda,. Tetapi ababila gurauan sudah melampaui batas yang wajar dan berlangsung secara berulang-ulangdan terus-menerus pastilah akan timbul hal yang negatif dan tidak di inginkan.

c.       Menjurus Pada Perbuatan Dosa
Dari dua bentuk bahaya dan akibat negatif yang sudah dijelaskan diatas, maka akan timbul sikap-sikap tercela yang tergolong dalam perbuatan dosa dan maksiat. Hati yang mati dan tak berfungsi -umpamanya- pasti akan menimbulkan sikap sombong atau takabur, sulit menerima nasehat dan merasa benar sendiri. Demikian pula percekcokan, perpecahan perbuatan menghina, penipuan dan mempermainkan orang lain. Semua itu adalah perbuatan dosa yang bersumber dari gurauan yang melampaui batas. Dengan demikian jelaslah bahwa gurauan yang semula dimaksudkan sekedar untuk main-main atau menghibur hati , apabila melampaui batas pastilah akan menjadi perbuatan dosa yang sangat dilarang oleh agama.

2.      Kapan Kita Butuh Bergurau
Tidak semua gurauan berakibat negatif seperti yang disebutkan diatas, banyak bentuk-bentuk gurauan yang mendatangkan manfaat jika dilakukan secara dewasa dalam batas-batas yang wajar, dengan niat yang baik dan dengan selalu memperhatikan situasi dan kondisi. Rasulullah saw sendiri sekali-kali pernah juga bergurau dengan keluarga dan sahabat-sahabat beliau, tetapi guarauan beliau tetap berada didalam batas-batas kebenaran dan senantiasa mempunyai maksud-maksud tertentu yang tidak lepas dari unsur pendidikan serta kewajaran. Bukan sekedar gurauan yang sia-sia dan tak punya arti apalagi sampai melanggar ketentuan-ketentuan agama.

Dari Hasan Bashri berkata, “Telah datang kepada Rasulullah seorang permpuan tua dan berkata, “Wahai Rasulullah,’Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah untuk memasukan aku kedalam surga’ Maka beliau bersabda, ‘Wahai ibu Fulan, sesungguhnya syurga itu tidak dimasuki oleh perempuan tua bangka’. Dia berpaling lalu menangis. Kemudian bersabda (Rasulullah) ’ Beritahukan kepadanya bahwasnya ia tidak akan masuk syurga dalam keadaan tua bangka.’ Dan Allah telah berfirman,’Sesungguhnya kami menciptakan mereka satu kejadian yang baru, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis yang penuh kecintaan sebaya” (Al Waqiah : 35-36) dan HR Turmidzi)

Ada saat-saat dimana kita boleh bergurau akan tetapi sekadarnya saja, hal itu dilakukan saat kita merasa bosan atau sudah mulai mengganggu suasana keakraban, saat yang dibutuhkan untuk bergurau antara lain,
·         Untuk membangkitkan kembali semangat kerja yang mulai mengendor dalam suatu pertemuan, akibat kejenuhan yang berlarut-larut
·         Untuk menghibur dan menyenangkan hati kawan yang sedang ditimpa musibah atau kesusahan
·         Untuk menciptakan suasana yang lebih akrab dan intim dalam pergaulan sehari-hari
·         Untuk mendinginkan suasana yang mulai memanas , karena emosi yang tak terkendali akibat adanya perbedaan pendapat yang semakin tajam
·         Untuk menyampaikan kritik secara tak langsung, dalam bentuk sindiran-sindiran yang positif dan bersifat membangun serta tidak menyakitkan hati, dan sebagainya.

Tentu saja itu semua dilakukan dengan cara yang baik dan sopan sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam banyak peristiwa.

3.      Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bergurau
·         Sebelum bergurau perhatikan benar-benar untuk apa , dengan siapa, dimana dan kapan kita bergaul.
·         Sekali-kali jangan berdusta, hanya untuk membuat orang lain tertawa. Ingat sabda Rasulullah saw !
Rasulullah saw bersabda,”Celakalah orang yang bercakap-cakap dengan berdusta untuk menimbulkan tawa orang banyak. Celakalah ia.” (HR. At-Turmidzi)
Apabila yang kita sampaikan hanya karangan/ dongeng khayalan belaka, bukan kejadian yang sebenarnya, katakanlah terus terang sejujurnya, sehingga tidak di anggap benar-benar terjadi !

Rasulullah bersabda,”Sungguh kianat bila engkau bercakap-cakap dengan temanmu, ia membenarkan pembicaraanmu sedang kamu membohonginya.” (HR. Abu Dawud)
·         Hindarilah sejauh mungkin bentuk-bentuk gurauan yang berbau porno.! Ingat anda adalah orang yang terhormat.
·         Jangan bergurau dengan cara-cara yang menyebabkan orang lain terkejut atau takut, seperti menakut-nakuti, mengagetkan atau menyembunyikan hak miliknya dan lain-lain.
·         Dalam bergurau jauhilah ghibah, buthan, atau fitnah yang sangat terlarang dalam agama.
·         Jika dalam bergurau sudah nampak gejala-gejala suasana agak panas , segeralah berkenti. Jangan diterus-teruskan, bisa berbahaya.
·         Jika terlanjur melakukan kesalahan dalam bergurau jangan sungkan minta maaf. Katakanlah bahwa kita sekedar bercanda.
·         Jika ada teman yang menyinggung perasaan kita dengan gurauannya, maka maafkanlah jangan membesar-besarkan persoalan kecil.

4.      Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Bergurau
 Bergurau dalam bentuk apapun, jangan sampai menyinggung atau menyakiti hati dan perasaan orang lain, umpamanya :
·         Mengejek atau menghina dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menjatuhkan harga diri seseorang.
Rasulullah bersabda, “menghina orang islam itu berarti kefasikan dan membunuh berarti kekafiran.” (HR. Bukhari Muslim)
·         Memanfaatkan kekurangan/aib/cela sebagai bahan gurauan.
·         Menirukan ucapan atau gerakan orang lain yang bisa menimbulkan rasa tidak senang pada yang bersangkutan.
·         Membesar-besarkan masalah kecil dan sepele untuk dijadikan bahan lelucon.


sumber : Jauhari, Muhammad Idris. 2007. Pelajaran Adab Sopan Santun. Sumenep : Mutiara Press

No comments:

Post a Comment