ADAB SOPAN SANTUN BAGIAN 1
ADAB
SOPAN SANTUN BERGURAU / BERCANDA
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat atau mendengar hal-hal
yang lucu atau menggelikan hati, baik yang sengaja dilakukan orang agar hati
kita senang dan terhibur, ataupun yang tanpa sengaja terjadi disekitar kita dan
secara kebetulan kita menyaksikannya. Hal-hal yang lucu itu kadang-kadang bukan
sekedar untuk membuat orang lain tertawa atau terhibur, namun dalam sebuah
candaan berisi sindiran, kritikan, atau semacam koreksian tak langsung,
sehingga membuat orang yang menjadi objek candaan menjadi tersinggung.
Berbagai cara dilakukan orang untuk menyampaikan sesuatu yang dianggapnya
lucu mulai dari kata-kata, gerak-gerik, tulisan, gambar, karikatur, dan yang
lainnya. Biasanya cara penyajiannya pun tidak lepas dari unsur main-main bahkan
tidak jarang pula yang dibumbui dengan kebohongan, tipuan, dan hal-hal yang
tidak masuk akal. Dalam kehidupan sehari-hari jika tidak disertai dengan gelak
tawa yang bersumber dari gurauan atau humor maka hidup akan terasa hambar.
Bergurau atau tetawa itu tidak dilarang, kitapun mengetahui bahwa “Laughter
Is The Best Medicine” (tertawa adalah sebaik-baiknya obat), atau dalam
ungkapan bahasa Indonesia “Tertawa itu Sehat”. Namun apabila keadaannya
(gurauan) telah melampaui batas, sehingga tidak bisa dibedakan mana hal yang
serius dan mana yang hanya sekedar banyolan, apalagi jika gurauan atau humor itu
sendiri telah bercampur aduk dengan unsur-unsur kebohongan, penghinaan,
pencemaran nama baik dan lainnya hingga menjurus pada fitnah dan perpecahan, maka
tentu saja hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus segera
diatasi agar tidak menimbulkan akibat negatif yang lebih besar.
Berikut hal-hal
yang perlu diketahui dalam bergurau,
1. Bahaya Bergurau
Banyak sekali bahaya dan hal-hal
negatif yang timbul akibat humor atau bergurau yang melampaui batas, baik itu
bagi kita sendiri maupun orang lain. Hal tersebut diuraikan sebagai berikut,
a. Mematikan Hati
Yang dimaksud
mematikan hati disini apabila hari-hari kita hanya diisi dengan
banyolan-banyolan omong kosong yang sama sekali tidak berguna, sedangkan hati
haruslah diisi dengan niat yang baik dan hal berguna agar suasana hati tenang
dan tentram sehingga kita bisa merenung, berpikir, dan menganalisis segala hal
yang merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Ada hadist yang mengatakan
bahwa “Banyak tertawa itu mematikan hati”. Yang artinya,
·
Diantara lima wasiat Nabi
kepada Abu Hurairah r.a : Bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda, “Dan janganlah
kamu banyak tertawa, sesungguhnya banyak tertawa itu mematikan hati” (HR.
Turmidzi)
·
Aisyah r.a berkata “Aku
sama sekali tidak pernah melihat Rasulullah tertawa (berlebihan) sehingga
terlihat lidanya. Melainkan beliau hanya tersenyum” (HR. Bukhari dan Muslim)
Gurauan yang melampaui batas jika dibiarkan berlarut-larut maka akibatnya
pada hati akan lebih parah lagi, antara lain :
-
Bisa menghilangkan kepekaan
pada lingkungan
-
Menimbulkan sikap santai,
tidak disiplin dan tidak menghargai waktu
-
Menghilangkan harga diri
dan rasa malu sebagai yang terhormat, menurunkan semangat kerja dan menimbulkan
sifat malas berpikir, malas belajar, dan malas bekerja
-
Menghilangkan rasa tanggung
jawab terhadap tugas yang dibebankan, dan sebagainya
b. Menimbulkan Perselisihan dan Perpecahan
Banyak sekali
kasus yang terjadi pada dua atau beberapa orang yang semula bersahabat baik,
akhirnya bertengkar dan berselisih. Bahkan ada pula yang sampai saling membunuh
hanya akibat timbulnya persoalan sepele yang bersumber dari gurauan yang tidak
pada tempatnya, sehingga dianggap penghinaan oleh pihak lain.
Banyak sekali
peristiwa perselisihan dan percekcokan yang bersumber dari gurauan atau
candaan, baik antar orang perorang, tetangga, kelompok, antar suku, golongan,
dan lain sebagainya.
“Dan berhati-hatilah dalam Bergurau, sebab berapa banyak senda gurau
membawa bahaya, dan berapa banyak dua orang teman setelah bergurau bersengketa”
(Al Hikmah).
Mungkin saja pada mulanya memang tidak ada niatan
dalam hati kita untuk menyinggung perasaan apalagi menghina orang lain, kita
hanya sekedar ingin bergurau dan bercanda,. Tetapi ababila gurauan sudah
melampaui batas yang wajar dan berlangsung secara berulang-ulangdan
terus-menerus pastilah akan timbul hal yang negatif dan tidak di inginkan.
c. Menjurus Pada Perbuatan Dosa
Dari dua bentuk bahaya dan akibat
negatif yang sudah dijelaskan diatas, maka akan timbul sikap-sikap tercela yang
tergolong dalam perbuatan dosa dan maksiat. Hati yang mati dan tak berfungsi
-umpamanya- pasti akan menimbulkan sikap sombong atau takabur, sulit menerima
nasehat dan merasa benar sendiri. Demikian pula percekcokan, perpecahan
perbuatan menghina, penipuan dan mempermainkan orang lain. Semua itu adalah
perbuatan dosa yang bersumber dari gurauan yang melampaui batas. Dengan demikian
jelaslah bahwa gurauan yang semula dimaksudkan sekedar untuk main-main atau
menghibur hati , apabila melampaui batas pastilah akan menjadi perbuatan dosa
yang sangat dilarang oleh agama.
2. Kapan Kita Butuh Bergurau
Tidak semua gurauan
berakibat negatif seperti yang disebutkan diatas, banyak bentuk-bentuk gurauan
yang mendatangkan manfaat jika dilakukan secara dewasa dalam batas-batas yang
wajar, dengan niat yang baik dan dengan selalu memperhatikan situasi dan
kondisi. Rasulullah saw sendiri sekali-kali pernah juga bergurau dengan
keluarga dan sahabat-sahabat beliau, tetapi guarauan beliau tetap berada
didalam batas-batas kebenaran dan senantiasa mempunyai maksud-maksud tertentu
yang tidak lepas dari unsur pendidikan serta kewajaran. Bukan sekedar gurauan
yang sia-sia dan tak punya arti apalagi sampai melanggar ketentuan-ketentuan
agama.
Dari Hasan
Bashri berkata, “Telah datang kepada Rasulullah seorang permpuan tua dan
berkata, “Wahai Rasulullah,’Wahai Rasulullah, berdo’alah kepada Allah untuk
memasukan aku kedalam surga’ Maka beliau bersabda, ‘Wahai ibu Fulan,
sesungguhnya syurga itu tidak dimasuki oleh perempuan tua bangka’. Dia
berpaling lalu menangis. Kemudian bersabda (Rasulullah) ’ Beritahukan kepadanya
bahwasnya ia tidak akan masuk syurga dalam keadaan tua bangka.’ Dan Allah telah
berfirman,’Sesungguhnya kami menciptakan mereka satu kejadian yang baru, dan
Kami jadikan mereka gadis-gadis yang penuh kecintaan sebaya” (Al Waqiah :
35-36) dan HR Turmidzi)
Ada saat-saat dimana kita boleh bergurau akan tetapi
sekadarnya saja, hal itu dilakukan saat kita merasa bosan atau sudah mulai
mengganggu suasana keakraban, saat yang dibutuhkan untuk bergurau antara lain,
·
Untuk membangkitkan kembali
semangat kerja yang mulai mengendor dalam suatu pertemuan, akibat kejenuhan
yang berlarut-larut
·
Untuk menghibur dan
menyenangkan hati kawan yang sedang ditimpa musibah atau kesusahan
·
Untuk menciptakan suasana
yang lebih akrab dan intim dalam pergaulan sehari-hari
·
Untuk mendinginkan suasana
yang mulai memanas , karena emosi yang tak terkendali akibat adanya perbedaan
pendapat yang semakin tajam
·
Untuk menyampaikan kritik
secara tak langsung, dalam bentuk sindiran-sindiran yang positif dan bersifat membangun
serta tidak menyakitkan hati, dan sebagainya.
Tentu
saja itu semua dilakukan dengan cara yang baik dan sopan sesuai yang
dicontohkan oleh Rasulullah dalam banyak peristiwa.
3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Bergurau
·
Sebelum bergurau perhatikan
benar-benar untuk apa , dengan siapa, dimana dan kapan kita bergaul.
·
Sekali-kali jangan
berdusta, hanya untuk membuat orang lain tertawa. Ingat sabda Rasulullah saw !
Rasulullah
saw bersabda,”Celakalah orang yang bercakap-cakap dengan berdusta untuk
menimbulkan tawa orang banyak. Celakalah ia.” (HR. At-Turmidzi)
Apabila yang kita sampaikan hanya karangan/ dongeng khayalan belaka,
bukan kejadian yang sebenarnya, katakanlah terus terang sejujurnya, sehingga
tidak di anggap benar-benar terjadi !
Rasulullah bersabda,”Sungguh
kianat bila engkau bercakap-cakap dengan temanmu, ia membenarkan pembicaraanmu
sedang kamu membohonginya.” (HR. Abu Dawud)
·
Hindarilah sejauh mungkin
bentuk-bentuk gurauan yang berbau porno.! Ingat anda adalah orang yang
terhormat.
·
Jangan bergurau dengan
cara-cara yang menyebabkan orang lain terkejut atau takut, seperti
menakut-nakuti, mengagetkan atau menyembunyikan hak miliknya dan lain-lain.
·
Dalam bergurau jauhilah
ghibah, buthan, atau fitnah yang sangat terlarang dalam agama.
·
Jika dalam bergurau sudah nampak
gejala-gejala suasana agak panas , segeralah berkenti. Jangan diterus-teruskan,
bisa berbahaya.
·
Jika terlanjur melakukan
kesalahan dalam bergurau jangan sungkan minta maaf. Katakanlah bahwa kita
sekedar bercanda.
·
Jika ada teman yang
menyinggung perasaan kita dengan gurauannya, maka maafkanlah jangan
membesar-besarkan persoalan kecil.
4. Hal-Hal Yang Dilarang Dalam Bergurau
Bergurau dalam bentuk
apapun, jangan sampai menyinggung atau menyakiti hati dan perasaan orang lain,
umpamanya :
·
Mengejek atau menghina
dengan ungkapan-ungkapan yang dapat menjatuhkan harga diri seseorang.
Rasulullah bersabda, “menghina
orang islam itu berarti kefasikan dan membunuh berarti kekafiran.” (HR. Bukhari
Muslim)
·
Memanfaatkan kekurangan/aib/cela
sebagai bahan gurauan.
·
Menirukan ucapan atau
gerakan orang lain yang bisa menimbulkan rasa tidak senang pada yang
bersangkutan.
·
Membesar-besarkan masalah
kecil dan sepele untuk dijadikan bahan lelucon.
sumber : Jauhari, Muhammad Idris. 2007.
Pelajaran Adab Sopan Santun. Sumenep : Mutiara Press